'/> Kajian Qs Al Anfal Ayat 72 Perihal Kontrol Diri (Kandungan, Sikap) -->

Info Populer 2022

Kajian Qs Al Anfal Ayat 72 Perihal Kontrol Diri (Kandungan, Sikap)

Kajian Qs Al Anfal Ayat 72 Perihal Kontrol Diri (Kandungan, Sikap)
Kajian Qs Al Anfal Ayat 72 Perihal Kontrol Diri (Kandungan, Sikap)
Kandungan surat Al Anfal Ayat 72 wacana pentingnya kontrol diri atau mengendalikan diri. Pada kesempatan kali ini, kami akan membagikan salah satu kajian dari al quran, yaitu QS Al Anfal : 72. QS Al Anfal ayat 72 memberikansi wacana kontrol diri (mujahadah an-nafs). Kontrol diri atau mujahadah an-nafs yakni usaha sungguh-sungguh atau jihad melawan hawa nafsu dan ego pribadi.

QS Al Anfal Ayat 72 wacana Pentingnya Kontrol Diri

Berdasarkan Surat Al Anfal Ayat 72, ada berapa hal yang sanggup kita lakukan untuk melaksanakan kontrol diri (mujahadah an-nafs), antara lain :1)  Bersabar atau menyisihkan waktu yang lebih usang untuk mengambil keputusan dari perbuatan yang akan dilakukan, 2) Memikirkan jawaban dari perbuatan yang dilakukan, 3) Berdzikir kepada Allah, 4) Berdoa kepada Allah. Nah, untuk lebih memahami wacana isi kandungan Surat Al Anfal Ayat 72, memberikankut ini akan kami sampaikan Isi Kandungan, Asbabun Nuzul, Kajian Ilmu Tajwid, Terjemahan (Arti), dan sikap dan sikap yang mencerminkan QS Al Anfal : 72.

1. Asbabun Nuzul Surat Al Anfal Ayat 72
Menurut Ibnu Munzir, ayat ini turun sebagai tpendapatan dari pertanyaan kaum muslim, "Bagaimana kalau kami memmemberikan dan mendapatkan harta waris dari saudara kami yang musyrik?" Ayat ini diturunkan sebagai klarifikasi bahwa antara mukmin dan kafir tidak saling mewarisi harta

Riwayat lain yang disampaikan oleh Ibnu Sa'ad, menyebutkan bahwa Rasulullah saw telah mempersaudarakan Zubair bin Awam dengan Ka'ab bin Malik. Zubair berkata, "Saat perang Uhud, saya melihat Kaab terluka parah. Kemudian saya berkata, Jika beliau meninggal, beliau terputus korelasi keluarganya dan saya yang menjadi pewarisnya."Lalu ayat ini turun dan menjadi dasar pendapat bahwa
warisan itu dimemberikankan bagi orang yang mempunyai korelasi kerabat, pernikahan, dan satu agama.

2. Bacaan Surat Al Anfal Ayat 72


إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
وَالَّذِينَ آوَوا وَّنَصَرُوا أُولَٰئِكَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَالَّذِينَ آمَنُوا
وَلَمْ يُهَاجِرُوا مَا لَكُم مِّن وَلَايَتِهِم مِّن شَيْءٍ حَتَّىٰ يُهَاجِرُوا ۚ وَإِنِ اسْتَنصَرُوكُمْ
فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ إِلَّا عَلَىٰ قَوْمٍ بَيْنَكُمْ
وَبَيْنَهُم مِّيثَاقٌ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ - 8:72

3. Kajian Ilmu Tajwid Surat Al Anfal Ayat 72
Dalam QS Al Anfal : 72, ada beberapa tajwid yang perlu kita ketahui. Beberapa ilmu tajwid yang ada pada QS surat Al Anfal tersebut antara lain :
a.  مَا لَكُم مِّن وَلَايَتِهِم : idgam bigunnah
b.  مِّن شَيْءٍ : Iqlab
c.  قَوْمٍ بَيْنَكُمْ : Iqlab
d. وَبَيْنَهُم مِّيثَاقٌ : idgam mutamasilain
e. بَصِيرٌ : Mad Arif Lissukun

4. Terjemahan dan Makna Kata Surat Al Anfal Ayat 72
Terjemahan QS Al Anfal 72 yaitu : "Sesungguhnya orang-orang yang memberikanman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memmemberikankan tempat kediaman dan memmemberikan santunan (kepada Muhajirin), mereka itu satu sama lain saling melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang memberikanman tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sediki pun bagimu melindungi mereka, hingga mereka berhijrah. (Tetapi) kalau mereka meminta santunan kepadamu dalam urusan pembelaan) agama, maka kau wajib memmemberikankan santunan kecuali terhadap kaum yang telah terikat perjanjian antara kau dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kau kerjakan."

Makna kosakata yang ada pada QS Al Anfal : 72 yaitu :
a. هَاجَرُوا : Hijrah menjadi bukti yang terperinci bagi seseorang atau kelompok yang ingin mengubah dirinya menjadi lebih baik. Sejak masa kemudian hingga modern, mereka yang memelihara keimanannya selalu melaksanakan hijrah

b.  أَوْلِيَاءُ : Makna bahasa yakni dekat, kemudian pengertian dan penjelasannya meluas, diantaranya membela melindungi, membantu dan mencintai.

 wacana pentingnya kontrol diri atau mengendalikan diri Kajian QS Al Anfal Ayat 72 wacana Kontrol Diri (Kandungan, Sikap)

5. Isi dan Kandungan Ayat Surat Al Anfal Ayat 72
Isi dan kandungan yang terdapat dalam QS Al Anfal : 72 mengajarkan kita banyak hal. Beberapa di antaranya yaitu sebagai memberikankut :
a. Pada ayat-ayat sebelumnya, Allah swt. menjelaskan kepada  kaum muslim wacana sikap yang harus dilakukan dikala berhadapan dengan orang kafir, sementara ayat-ayat ini (khususnya Q.S. Al-Anfal [8]: 72-75) menjelaskan korelasi yang harus dijalin antarsesama umat Islam dalam membentuk tatanan umat yang berpengaruh dan kokoh.

b. Jalinan kasih dan sayang, senantiasa saling melindungi harus selalu dibina antar kaum muslim. Bukan hanya sekadar mengorbankan harta, namun harus juga melalui jiwa dan raga menyerupai yang telah diperankan oleh kaum Muhajirin dan Anshar. Mereka saling mengorbankan apa saja yang dipunya dalam menegakkan kehormatan dan martabat agama

c. Sesama orang memberikanman harus saling membantu, menolong. dan memperkuat, terutama saat-saat menghadapi petaka atau ketidak ringan dan sepelean. Sebaliknya, mukmin harus melaksanakan kontrol diri untuk tidak saling berdebat, berselisih paham, apalagi bertengkar yang pada alhasil hanya menyebabkan kekacauan dan kerusakan yang lebih besar (Q.5. Al-Anfal 18) 73) alasannya yakni jawaban selanjutnya kekuatan umat akan semakin neburun dan lemah di hadapan musuh-musuhnya.

d. Perlu kesungguhan bagi setiap muslim untuk bersama sama memikul beban berat perjuangan, saling menolong dan melindungi, baik melalui harta maupun jiwa, dalam mengemban risalah llahi yang kini tantangannya semakin berat dan kompleks.

e. Pada setiap kurun atau masa selalu ada sekelompok umat yang bersikap mementingkan diri-sendiri, tidak mau menyebarkan dan peduli, apalagi berkorban dengan harta dan jiwa mereka. Melalui ayat ini, kita diingatkan oleh Allah swt dengan teladan dan teladan yang bagus, yakni usaha dua kelompok umat Islam, yaitu kaum Muhajirin dan Anshar. Sementara satu kelompok yang tidak perlu ditiru, yaitu kaum muslim yang tidak ikut hijrah bersama Rasulullah saw.

e. Keberhasilan dan kesuksesan sangat dipengaruhi komitmen yang tinggi, ikhtiar yang sungguh-sungguh, kontrol diri yang terus terjaga (stabil), dan kebersamaan dalam mencicipi suka dan duka.

f. Perlunya umat melaksanakan hijrah di dikala menghadapi situasi dan kondisi yang serba tidak menentu. Hijrah bukan hanya berpindah dalam pengertian dan klarifikasi fisik, namun yang lebih penting yakni hijrah dalam pengertian dan klarifikasi rohani, yaitu bertekad bundar untuk senantiasa mengubah pola hidup (life style) yang jelek menjadi baik, lemah semangat menjadi bersemangat, miskin harapan menjadi tinggi cita dan asa

6. Sikap dan Perilaku yang Mencerminkan Ayat Surat Al Anfal Ayat 72
Ada beberapa sikap dan sikap yang mencerminkan QS Al Anfal : 72 yang sanggup kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain :
a. Untuk meraih kesuksesan dibutuhkan komitmen yang tinggi dari seluruh komponen umat, baik pikiran, tenaga, harta, bahkan jiwa dan raga

b. Tradisi diaspora, menjelajahi daerah dunia, ekspedisi, dan eksplorasi harus ditumbuhkembangkan di kalangan umat Islam, mengikuti tradisi umat Islam berlalu dan silam. Mereka sering melaksanakan hal-hal tersebut sehingga mereka sanggup mencapai apa yang kita rasakan kini ini, yaitu titik-titik keberadaan umat Islam sanggup kita temukan di penggalan bumi (benua/area) mana pun juga

c. Kontrol diri, menata keluarga dan umat yang dilakukan secara sungguh-sungguh menjadi kunci keberhasilan dan kesuksesan umat Islam, baik untuk masa kini dan esok

d. Bahu-membahu dan saling melindungi, menolong, dan membantu antarsesama umat Islam sangat diharapkan dalam ikhtiar menggapai dan menuju kemuliaan Islam dan martabat umat Islam.

e. Setiap kehidupan niscaya dilingkupi keburukan, halangan, dan rintangan yang terkadang sangat menyulitkan dan menyesakkan dada. Jika menemukan hal tersebut ada solusi yang ditawarkan, yaitu melaksanakan hijrah. Bila perlu, kita tidak hanya melaksanakan hijrah fisik, namun juga secara mental, tekad dan seni administrasi perjuangan.
Advertisement

Iklan Sidebar