Teori pembentukan (terbentuknya) tata surya berdasarkan andal beserta gambar. Kali ini, kami akan membagikan salah satu materi pelajaran geografi, yaitu wacana teori pembentukan tata surya berdasarkan para ahli. Tata surya kita yang berpusat pada matahari sejatinya merupakan bab dari galaksi, yaitu salah satu galaksi yang ada di jagat raya. Dengan mengetahui hal ini, kita seharusnya sadar wacana betapa kecilnya kita dihadapan Allah Swt.
Sebelum kita membahas lebih rinci lagi tentang teori pembentukan tata surya, sebaiknya kita perjelas dulu wacana pengertian tata surya. Tata Surya merupakan salah satu sistem bintang yang terdapat di galaksi Bimasakti. Sistem Tata Surya merupakan suatu keluarga yang terdiri atas matahari sebagai pusatnya, planet-planet, bulan, komet, meteor, dan anggota-anggota lain yang bergerak mengelilinginya. Dari sekian anggota Tata Surya tersebut hanya matahari yang sanggup memancarkan cahaya sendiri, sedangkan anggota Tata Surya lainnya hanya memantulkan cahaya sendiri. Lantas, bagaimanakah sistem Tata Surya terbentuk?
Bagaimana Matahari, planet, dan satelit yang bekerja secara teratur dalam Tata Surya ini terjadi? Pertanyaan inilah yang menggelayuti pikiran insan dan hingga kini pun belum diperoleh jawabanan yang benar-benar memuaskan. Meskipun demikian, kita patut menghargai para andal yang dengan tekun melaksanakan penelitian dengan pengamatan dan percobaan untuk mengungkap misteri pembentukan Tata Surya. Usaha para andal dalam mengkaji sejarah pembentukan tata surya menghasilkan beberapa di antaranya yaitu : teori nebula, teori planetesimal, teori pasang, teori bintang kembar, dan teori big bang. Berikut ini yaitu klarifikasi teori-teori pembentukan (terbentuknya) Tata Surya.
a. Teori Pembentukan Tata Surya Pertama Teori Nebula
Teori ini menyampaikan bahwa anggota keluarga Tata Surya pada awalnya berbentuk massa gas raksasa yang bercahaya dan berputar perlahan-lahan. Massa ini berangsur-angsur mendingin, mengecil, dan mendekati bentuk bola. Rotasi massa ini semakin usang semakin tinggi. Akibatnya, bab tengah massa itu menggelembung. Akhirnya, bulat materi itu terlempar keluar. Lingkaran ini mendingin, mengecil, dan alhasil menjadi planet. Planet ini tetap mengorbit mengelilingi inti massa. Lalu, bulat lain terlempar dan terlempar lagi dari sentra massa dan menjadi seluruh planet, termasuk Bumi. Akhirnya, tiruana planet terbentuk. Pusat massa menjadi matahari kita. Selanjutnya, planet-planet itu juga melemparkan massa keluar angkasa dan bermetamorfosis satelit atau bulan.
Siapakah Ahli Pencetus Teori Nebula?
Teori Nebula muncul pada era XVIII. Teori pembentukan tata surya ini diawali dengan pendapat seorang filsuf Jerman berjulukan Immanuel Kant. Ia beropini bahwa Sistem Tata Surya terbentuk dari suatu nebula, yaitu kabut tipis yang sangat luas. Teori ini diperkuat oleh Marquis de Laplace (Piere Simon), seorang astronom Prancis. Ia mengajukan teori yang merupakan klarifikasi pendapat Kant, meskipun Laplace sendiri tidak mengetahui proteksi pemikiran Kant. Oleh alasannya itu, teori Nebula ini dikenal pula dengan teori Kant-Laplace.
b. Teori Pembentukan Tata Surya Kedua Teori Planetesimal
Teori ini menyatakan bahwa suatu kadab sebuah bintang melintasi ruang angkasa dengan cepat dan berada akrab sekali dengan matahari. Daya tarik bintang ini sangat besar sehingga menjadikan pasang di bab gas gerah matahari. Akibatnya, massa gas terlempar dari Matahari dan mulai mengorbit. Karena daya tarik matahari, massa gas itu tertahan dan bergerak mengelilingi Matahari. Kadab massa gas menjadi dingin, bentuknya bermetamorfosis cairan kemudian memadat. Akhirnya, massa gas itu menjadi planet yang ada sekarang, termasuk Bumi kita.
Siapakah Ahli Pencetus Teori Planetesimal?
Sekitar tahun 1900, seorang astronom berjulukan Forest Ray Moulton dan spesialis geologi berjulukan T.C. Chamberlain dari Universitas Chicago mengemukakan teori pembentukan tata surya gres yang mereka namakan teori Planetesimal. Planetesimal yaitu suatu benda padat kecil yang mengelilingi suatu inti yang bersifat gas.
Teori pembentukan tata surya ini agaknya didasarkan pada kenyataan bahwa beberapa bintang di langit tidak pernah berhenti bergerak. Suatu kadab bintang yang bergerak itu melintas sangat akrab dengan Matahari. Karena gaya gravitasi, terjadi gaya tarik-menarik antara Matahari dan bintang yang melintas tersebut sehingga terjadi pasang. Planet yang terbentuk jawaban pasang ini boleh jadi ada yang mengikuti bintang yang lewat tersebut.
c. Teori Pembentukan Tata Surya Ketiga Teori Pasang
Teori ini juga didasarkan atas inspirasi benturan. Teori ini menyampaikan bahwa planet-planet terbentuk eksklusif oleh gas orisinil matahari yang tertarik oleh sebuah bintang yang melintas di dekatnya. Jadi, teori ini awalnya hampir sama dengan teori Planetesimal. Perbedaannya bahwa pada teori ini planet tidak terbentuk oleh planetesimal.
Menurut teori pembentukan tata surya ini, kadab bintang mendekat atau bahkan menyerempet Matahari, tarikan gravitasinya menyedot filamen gas yang berbentuk cerutu panjang. Filamen yang membesar di bab tengahnya dan mengecil di kedua ujungnya, filamen inilah alhasil yang membentuk sebuah planet.
Siapakah Ahli Pencetus Teori Pasang?
Pada tahun 1918, Sir James Jeans dan Sir Harold Jeffreys dari Inggris menyusun suatu teori pembentukan tata surya yang dinamakan teori Pasang. Teori ini juga didasarkan atas inspirasi benturan. Berbeda dengan Moulton dan Chamberlain, kedua ilmuwan itu tidak percaya bahwa planet berasal dari sejumlah benda alam kecil-kecil atau planetesimal. Mereka beropini bahwa planet itu eksklusif terbentuk dari massa gas orisinil yang ditarik dari matahari oleh bintang yang lewat. Dalam bayangan Jeans dan Jeffreys, kelahiran Tata Surya merupakan insiden langka. Peristiwa itu terjadi kadab Matahari nyaris bersinggungan dengan sebuah bintang. Lidah Matahari yang berbentuk cerutu, merupakan klarifikasi yang masuk nalar mengapa ukuran planet berbeda-beda.
d. Teori Pembentukan Tata Surya Keempat Teori Lyttleton (Bintang Kembar)
Teori ini menyampaikan bahwa Matahari mulanya berupa bintang kembar yang mengelilingi sebuah medan gravitasi. Sebuah bintang menabrak salah satu bintang kembar dan mungkin menghancurkannya. Bintang yang hancur itu bermetamorfosis massa gas yang berputar-putar. Karena terus berputar, gas ini menjadi cuek dan terbentuklah planet. Adapun bintang yang bertahan, menjadi Matahari kita. Karena kekuatan gravitasinya, Matahari menahan planet yang terbentuk dan beredar berdasarkan lintasannya sekarang. Jadi, jelaslah bahwa teori ini juga didasarkan atas inspirasi benturan.
Siapakah Ahli Pencetus Teori Lyttleton?
Teori pembentukan tata surya ini dinamakan sesuai dengan nama pencetusnya, yaitu R.A. Lyttleton. Ia yaitu seorang astronom. Teori ini merupakan modifikasi dari teori benturan yang telah ada sebelumnya. Dalam beberapa hal, teori pembentukan tata surya ini memdiberikan klarifikasi yang lebih baik wacana asal Tata Surya berdasarkan teori benturan.
e. Teori Pembentukan Tata Surya Kelima : Awan Debu
Teori ini mengatakan, bahwa calon Tata Surya tiruanla merupakan awan yang sangat luas. Awan yang terdiri atas debu dan gas kosmos itu diperkirakan berbentuk menyerupai sebuah piring. Ketidakteraturan dalam awan itu menjadikan terjadinya perputaran. Debu dan gas yang berputar berkumpul menjadi satu. Sementara debu dan gas itu terus berputar, hilanglah awannya. Partikel-partikel debu yang keras saling berbenturan, melekat, dan kemudian menjadi planet. Berbagai gas yang terdapat di tengah awan berkembang menjadi matahari.
Siapakah Ahli Pencetus Teori Awan Debu?
Teori pembentukan tata surya ini diperkenalkan oleh astronom Amerika Serikat Fred L. Whippel. Jika ditinjau dari prosesnya, teori ini menyerupai pengembangan dari teori Nebula. Teori yang sama dikemukakan oleh astronom Inggris yaitu Fred Hoyle dan astronom Swedia Hannes Alven. Menurut mereka pada mulanya Matahari berputar dengan cepat dengan piringan gas di sekelilingnya.
Berdasarkan penelitian kini Matahari berputar kira-kira satu kali dalam 27 hari. Perhitungan mutakhir menawarkan bahwa Matahari primitif berputar lebih cepat yang memungkinkan terlemparnya materi yang kemudian membentuk planet. Inilah bukti yang menguatkan teori ini.
6. Teori Pembentukan Tata Surya Keenam : Teori Big Bang
Arno Penzias dan Robert Wilson, astronom Amerika Serikat pada tahun 1965, menemukan sisa radiasi hasil ledakan raksasa. Radiasi latar kosmis, sebagai bukti bahwa alam semesta berasal dari ledakan raksasa, telah terbukti dan menjawaban hipotesis asal-usul alam semesta. Semua persediaan unsur diciptakan dalam setengah jam pertama sehabis terjadi ledakan. Oleh lantaran itu, tidak ada materi gres yang diciptakan.
Teori pembentukan tata surya ini disusun atas bukti-bukti bahwa ada gema ledakan masa kemudian dan perubahan spektrum bintang ke arah merah. Berdasarkan bukti-bukti tersebut maka diduga bahwa seluruh alam semesta pada awalnya yaitu sebuah atom primordial (yang paling pertama) yang dalam keadaan suhu dan tekanan sangat tinggi kadab terjadi ketidakseimbangan antara suhu dan tekanan meledak dengan bunyi dan energi yang luar biasa besarnya.
Sebelum kita membahas lebih rinci lagi tentang teori pembentukan tata surya, sebaiknya kita perjelas dulu wacana pengertian tata surya. Tata Surya merupakan salah satu sistem bintang yang terdapat di galaksi Bimasakti. Sistem Tata Surya merupakan suatu keluarga yang terdiri atas matahari sebagai pusatnya, planet-planet, bulan, komet, meteor, dan anggota-anggota lain yang bergerak mengelilinginya. Dari sekian anggota Tata Surya tersebut hanya matahari yang sanggup memancarkan cahaya sendiri, sedangkan anggota Tata Surya lainnya hanya memantulkan cahaya sendiri. Lantas, bagaimanakah sistem Tata Surya terbentuk?
Teori Pembentukan Tata Surya Menurut Ahli
Bagaimana Matahari, planet, dan satelit yang bekerja secara teratur dalam Tata Surya ini terjadi? Pertanyaan inilah yang menggelayuti pikiran insan dan hingga kini pun belum diperoleh jawabanan yang benar-benar memuaskan. Meskipun demikian, kita patut menghargai para andal yang dengan tekun melaksanakan penelitian dengan pengamatan dan percobaan untuk mengungkap misteri pembentukan Tata Surya. Usaha para andal dalam mengkaji sejarah pembentukan tata surya menghasilkan beberapa di antaranya yaitu : teori nebula, teori planetesimal, teori pasang, teori bintang kembar, dan teori big bang. Berikut ini yaitu klarifikasi teori-teori pembentukan (terbentuknya) Tata Surya.a. Teori Pembentukan Tata Surya Pertama Teori Nebula
Teori ini menyampaikan bahwa anggota keluarga Tata Surya pada awalnya berbentuk massa gas raksasa yang bercahaya dan berputar perlahan-lahan. Massa ini berangsur-angsur mendingin, mengecil, dan mendekati bentuk bola. Rotasi massa ini semakin usang semakin tinggi. Akibatnya, bab tengah massa itu menggelembung. Akhirnya, bulat materi itu terlempar keluar. Lingkaran ini mendingin, mengecil, dan alhasil menjadi planet. Planet ini tetap mengorbit mengelilingi inti massa. Lalu, bulat lain terlempar dan terlempar lagi dari sentra massa dan menjadi seluruh planet, termasuk Bumi. Akhirnya, tiruana planet terbentuk. Pusat massa menjadi matahari kita. Selanjutnya, planet-planet itu juga melemparkan massa keluar angkasa dan bermetamorfosis satelit atau bulan.
Siapakah Ahli Pencetus Teori Nebula?
Teori Nebula muncul pada era XVIII. Teori pembentukan tata surya ini diawali dengan pendapat seorang filsuf Jerman berjulukan Immanuel Kant. Ia beropini bahwa Sistem Tata Surya terbentuk dari suatu nebula, yaitu kabut tipis yang sangat luas. Teori ini diperkuat oleh Marquis de Laplace (Piere Simon), seorang astronom Prancis. Ia mengajukan teori yang merupakan klarifikasi pendapat Kant, meskipun Laplace sendiri tidak mengetahui proteksi pemikiran Kant. Oleh alasannya itu, teori Nebula ini dikenal pula dengan teori Kant-Laplace.
b. Teori Pembentukan Tata Surya Kedua Teori Planetesimal
Teori ini menyatakan bahwa suatu kadab sebuah bintang melintasi ruang angkasa dengan cepat dan berada akrab sekali dengan matahari. Daya tarik bintang ini sangat besar sehingga menjadikan pasang di bab gas gerah matahari. Akibatnya, massa gas terlempar dari Matahari dan mulai mengorbit. Karena daya tarik matahari, massa gas itu tertahan dan bergerak mengelilingi Matahari. Kadab massa gas menjadi dingin, bentuknya bermetamorfosis cairan kemudian memadat. Akhirnya, massa gas itu menjadi planet yang ada sekarang, termasuk Bumi kita.
Siapakah Ahli Pencetus Teori Planetesimal?
Sekitar tahun 1900, seorang astronom berjulukan Forest Ray Moulton dan spesialis geologi berjulukan T.C. Chamberlain dari Universitas Chicago mengemukakan teori pembentukan tata surya gres yang mereka namakan teori Planetesimal. Planetesimal yaitu suatu benda padat kecil yang mengelilingi suatu inti yang bersifat gas.
Teori pembentukan tata surya ini agaknya didasarkan pada kenyataan bahwa beberapa bintang di langit tidak pernah berhenti bergerak. Suatu kadab bintang yang bergerak itu melintas sangat akrab dengan Matahari. Karena gaya gravitasi, terjadi gaya tarik-menarik antara Matahari dan bintang yang melintas tersebut sehingga terjadi pasang. Planet yang terbentuk jawaban pasang ini boleh jadi ada yang mengikuti bintang yang lewat tersebut.
c. Teori Pembentukan Tata Surya Ketiga Teori Pasang
Teori ini juga didasarkan atas inspirasi benturan. Teori ini menyampaikan bahwa planet-planet terbentuk eksklusif oleh gas orisinil matahari yang tertarik oleh sebuah bintang yang melintas di dekatnya. Jadi, teori ini awalnya hampir sama dengan teori Planetesimal. Perbedaannya bahwa pada teori ini planet tidak terbentuk oleh planetesimal.
Menurut teori pembentukan tata surya ini, kadab bintang mendekat atau bahkan menyerempet Matahari, tarikan gravitasinya menyedot filamen gas yang berbentuk cerutu panjang. Filamen yang membesar di bab tengahnya dan mengecil di kedua ujungnya, filamen inilah alhasil yang membentuk sebuah planet.
Siapakah Ahli Pencetus Teori Pasang?
Pada tahun 1918, Sir James Jeans dan Sir Harold Jeffreys dari Inggris menyusun suatu teori pembentukan tata surya yang dinamakan teori Pasang. Teori ini juga didasarkan atas inspirasi benturan. Berbeda dengan Moulton dan Chamberlain, kedua ilmuwan itu tidak percaya bahwa planet berasal dari sejumlah benda alam kecil-kecil atau planetesimal. Mereka beropini bahwa planet itu eksklusif terbentuk dari massa gas orisinil yang ditarik dari matahari oleh bintang yang lewat. Dalam bayangan Jeans dan Jeffreys, kelahiran Tata Surya merupakan insiden langka. Peristiwa itu terjadi kadab Matahari nyaris bersinggungan dengan sebuah bintang. Lidah Matahari yang berbentuk cerutu, merupakan klarifikasi yang masuk nalar mengapa ukuran planet berbeda-beda.
d. Teori Pembentukan Tata Surya Keempat Teori Lyttleton (Bintang Kembar)
Teori ini menyampaikan bahwa Matahari mulanya berupa bintang kembar yang mengelilingi sebuah medan gravitasi. Sebuah bintang menabrak salah satu bintang kembar dan mungkin menghancurkannya. Bintang yang hancur itu bermetamorfosis massa gas yang berputar-putar. Karena terus berputar, gas ini menjadi cuek dan terbentuklah planet. Adapun bintang yang bertahan, menjadi Matahari kita. Karena kekuatan gravitasinya, Matahari menahan planet yang terbentuk dan beredar berdasarkan lintasannya sekarang. Jadi, jelaslah bahwa teori ini juga didasarkan atas inspirasi benturan.
Siapakah Ahli Pencetus Teori Lyttleton?
Teori pembentukan tata surya ini dinamakan sesuai dengan nama pencetusnya, yaitu R.A. Lyttleton. Ia yaitu seorang astronom. Teori ini merupakan modifikasi dari teori benturan yang telah ada sebelumnya. Dalam beberapa hal, teori pembentukan tata surya ini memdiberikan klarifikasi yang lebih baik wacana asal Tata Surya berdasarkan teori benturan.
e. Teori Pembentukan Tata Surya Kelima : Awan Debu
Teori ini mengatakan, bahwa calon Tata Surya tiruanla merupakan awan yang sangat luas. Awan yang terdiri atas debu dan gas kosmos itu diperkirakan berbentuk menyerupai sebuah piring. Ketidakteraturan dalam awan itu menjadikan terjadinya perputaran. Debu dan gas yang berputar berkumpul menjadi satu. Sementara debu dan gas itu terus berputar, hilanglah awannya. Partikel-partikel debu yang keras saling berbenturan, melekat, dan kemudian menjadi planet. Berbagai gas yang terdapat di tengah awan berkembang menjadi matahari.
Siapakah Ahli Pencetus Teori Awan Debu?
Teori pembentukan tata surya ini diperkenalkan oleh astronom Amerika Serikat Fred L. Whippel. Jika ditinjau dari prosesnya, teori ini menyerupai pengembangan dari teori Nebula. Teori yang sama dikemukakan oleh astronom Inggris yaitu Fred Hoyle dan astronom Swedia Hannes Alven. Menurut mereka pada mulanya Matahari berputar dengan cepat dengan piringan gas di sekelilingnya.
Berdasarkan penelitian kini Matahari berputar kira-kira satu kali dalam 27 hari. Perhitungan mutakhir menawarkan bahwa Matahari primitif berputar lebih cepat yang memungkinkan terlemparnya materi yang kemudian membentuk planet. Inilah bukti yang menguatkan teori ini.
6. Teori Pembentukan Tata Surya Keenam : Teori Big Bang
Arno Penzias dan Robert Wilson, astronom Amerika Serikat pada tahun 1965, menemukan sisa radiasi hasil ledakan raksasa. Radiasi latar kosmis, sebagai bukti bahwa alam semesta berasal dari ledakan raksasa, telah terbukti dan menjawaban hipotesis asal-usul alam semesta. Semua persediaan unsur diciptakan dalam setengah jam pertama sehabis terjadi ledakan. Oleh lantaran itu, tidak ada materi gres yang diciptakan.
Teori pembentukan tata surya ini disusun atas bukti-bukti bahwa ada gema ledakan masa kemudian dan perubahan spektrum bintang ke arah merah. Berdasarkan bukti-bukti tersebut maka diduga bahwa seluruh alam semesta pada awalnya yaitu sebuah atom primordial (yang paling pertama) yang dalam keadaan suhu dan tekanan sangat tinggi kadab terjadi ketidakseimbangan antara suhu dan tekanan meledak dengan bunyi dan energi yang luar biasa besarnya.
Kesimpulan Teori Pembentukan Tata Surya
Teori-teori pembentukan tata surya di atas hanyalah sedikit dari banyak teori yang telah diajukan para andal wacana terjadinya Bumi. Tidak satu pun di antara teori pembentukan tata surya tersebut yang dianggap benar-benar memuaskan dan sanggup diterima secara luas oleh seluruh dunia. Masing-masing teori ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Namun demikian, kau harus mengetahui bahwa teori-teori pembentukan tata surya tersebut dikemukakan berdasarkan penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang matang.
Advertisement