'/> 4 Dasar Pembahasan Ilmu Kalam Yang Harus Diketahui -->

Info Populer 2022

4 Dasar Pembahasan Ilmu Kalam Yang Harus Diketahui

4 Dasar Pembahasan Ilmu Kalam Yang Harus Diketahui
4 Dasar Pembahasan Ilmu Kalam Yang Harus Diketahui
Dasar pembahasan ilmu kalam. Setelah sebelumnya kami sudah memberikan artikel yang membahas pengertian ilmu kalam secara etimologi dan terminologi, maka kali ini kami akan membagikan artikel lain yang masih membahas perihal ilmu kalam, yaitu dasar-dasar pembahasan ilmu kalam. Buka juga : Pengertian Ilmu Kalam Secara Etimologi dan Terminologi

Sekedar mengingatkan, bahwa ilmu kalam ialah ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan (agama islam) dengan bukti-bukti yang yakin. Atau dengan kata lain, ilmu kalam ialah ilmu yang membahas soal-soal keimanan. Adapun dasar pembahasan ilmu kalam dibagi menjadi 4, yaitu dasar al quran, dasar al hadis, dasar pemikiran manusia, dan dasar insting.

Dasar Pembahasan Ilmu Kalam

Keempat dasar pembahasan ilmu kalam tersebut akan kita bahas satu persatu. Mulai dari dasar al quran hingga dasar insting manusia. Oya, jikalau anda masih belum memahami perihal pengertian ilmu kalam, silahkan buka artikel : Pengertian Ilmu Kalam secara Etimologi dan Terminologi

Dasar Ilmu Kalam Pertama : Al-Qur'an
Dasar pembahasan ilmu kalam yang pertama ialah yaitu Al-Quran. Sudah kita ketahui bersama, bahwa Al Alquran merupakan sumber pokok agama islam, mengingat Al Alquran ialah kalam Allah Swt. Setidaknya ada 3 bukti  Al Alquran perihal dasar pembahasan ilmu kalam, yaitu surat QS Al Ikhlas : 1-4, QS Al Furqan : 59, QS Al Fath : 10. Berikut ini kami sampaikan satu persatu perihal bukti Al Alquran perihal dasar pembahasan ilmu kalam.

1. QS. Al-Ihlas [112] ayat 1-4
Dalam hubungannya dengan ilmu kalam, QS Al Ikhlas ayat 1-4 membahas perihal identitas Allah.


قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ - اللَّهُ الصَّمَدُ - لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ -
وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ 

Terjemahan :
1. Katakanlah: Dia-lah Alilah, yang Maha Esa. 2. Allah ialah daerah bergantung segala sesuatu. 3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, 4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.

2. QS. Al-Furqan [25] ayat 59
Sebagai salah satu dasar pembahasan ilmu kalam, ayat ini membahas perihal daerah Allah sehabis membuat alam raya.

الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۚ الرَّحْمَٰنُ فَاسْأَلْ بِهِ خَبِيرًا - 25:59

Terjemahan :
Yang membuat langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy, (Dialah) yang Maha pemurah, Maka Tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhamad) perihal Dia."

c. QS. al-Fath [48] ayat 10,
Dalam hubungannya dengan ilmu kalam, ayat ini membahas perihal kekuasaan Allah yang dinyatakan dengan "tangan" Allah.


إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ ۚ فَمَن نَّكَثَ فَإِنَّمَا يَنكُثُ عَلَىٰ نَفْسِهِ ۖ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِمَا عَاهَدَ عَلَيْهُ اللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا - 48:10

Terjemahan :
sesungguhnya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu. Sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. tangan Allah di atas tangan mereka, Maka Barangsiapa yang melanggar janjinya pasti akhir ia melanggar akad itu akan menimpa dirinya sendiri dan Barangsiapa menepati janjinya kepada Alah Maka Allah akan memdiberinya pahala yang besar.

Dasar Ilmu Kalam Kedua : Hadis Nabi Muhammad Saw
Dasar pembahasan ilmu kalam yang kedua tidak lain yaitu hadis nabi Muhammad Saw. Adanya hadis Nabi yang membicarakan masalah-masalah yang dibahas ilmu kalam. Diantaranya hadis yang membahas duduk kasus Islam, iman dan ihsan.

 Setelah sebelumnya kami sudah memberikan artikel yang membahas pengertian ilmu kalam se 4 Dasar Pembahasan Ilmu Kalam yang Harus Diketahui

Terjemahan :
Dari Umar ra, dia berkata: Kadab kami duduk-duduk di sisi Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang pria yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi kemudian menempelkan kedua iututnya kepada lututnya (Rasululah Shallailahu'alaihi wasallam) seraya berkata: "Ya Muhammad, diberita hukan saya perihal Islam?" maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu'alaihi wasaliam Islam ialah engkau bersaksi bahwa tidak ada ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad ialah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jikalau mampu, kemudian dia berkata: anda benar" Kami tiruana heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan.

Kemudian dia bertanya lagi: "Beritahukan saya perihal Iman" Lalu dia bersabda : Engkau diberiman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasulNya dan hari simpulan dan engkau diberiman kepada takdir yang baik maupun yang buruk,”kemudian dia berkata lagi: "Beritahukan saya perihal ihsan Lalu dia bersabda: "Ihsan ialah engkau diberibadah kepada Allah seperti engkau melihatnya, jikalau engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau" . Kemudian dia berkata: "Beritahukan saya perihal hari simpulan zaman (kapan kejadiannya)" Beliau bersabda: "Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya" Dia berkata: "Beritahukan saya perihal tanda-tandanya", dia bersabda: Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jikalau engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya" kemudian orang itu berlalu dan saya berdiam sebentar. Kemudian dia (Rasulullah) bertanya: "Tahukah engkau siapa yang bertanya ?" saya berkata: Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau bersabda: "Dia ialah Jibril yang tiba kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian "(HR. Muslim)

Dasar Ilmu Kalam Ketiga : Pemikiran manusia
Dasar pembahasan ilmu kalam yang ketiga yaitu pemikiran (akal) manusia. Pada pertumbuhan awal pemikiran Islam, para ulama telah memakai rasionya untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan fatwa Islam jauh sebelum filsafat Yunani kuat luas dalam khasanah ilmu Keislaman. Hal ini terutama yang berkaitan dengan ayat-ayat mutasyabihat, yakni ayat-ayat Al-Quran yang samar maksudnya sehingga membutuhkan pemikiran kebijaksanaan untuk memahaminya.

Di dalam Al-Qur'an, aneka macam terdapat ayat-ayat yang memerintahkan insan untuk berfikir dan memakai akalnya. Dalam hal ini biasanya Al-Qur'an memakai redaksi tafakkur, tadabbur, tadzakkur, tafaqgah, nazhar, fahima, aqala, ulul-albab, ulul-ilm, ulul-abshar, dan ulun-nuha. Di antara ayat-ayat tersebut yaitu :

أَفَمَن يَخْلُقُ كَمَن لَّا يَخْلُقُ ۗ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ - 16:17

Maka apakah (Allah) yang membuat itu sama dengan yang tidak sanggup membuat ? Maka apakah kau tidak mengambil pelajaran?" (QS. An-Nahl: 17)

Oleh lantaran itu, jikalau umat Islam sangat termotivasi untuk meterbaikkan penggunaan rasionya, hal itu bukan lantaran ada efek dari pihak luar saja, melainkan lantaran adanya perintah pribadi dari fatwa agama mereka. Hal inilah yang akibatnya menjadikan sangat jelasnya penggunaan rasio dan kebijaksanaan dalam pembahasan ilmu kalam

Dasar Ilmu Kalam Keempat : Insting Manusia
Yang terakhir, dasar pembahasan ilmu kalam yang terakhir ialah insting manusia. Secara naluriah, insan selalu ingin bertuhan. Oleh alasannya ialah itu, kepercayaan adanya Tuhan telah berkembang semenjak adanya insan pertama. Abbas Mahmoud Al-Aqad menyampaikan bahwa keberadaan mitos merupakan asal-usul agama dikalangan orang orang primitif. Sejak pemikiran pemujaan terhadap benda-benda alam berkembang, di wilayah-wilayah tertentu pemujaan terhadap benda-benda alam berkembang secara beragam.

Di Mesir, mereka menganggap suci terhadap burung elang, burung nasr, ibn awa (semacam anjing hutan ), buaya, dan lain-lainnya. Anggapan itu kemudian bermetamorfosis pemujaan terhadap matahari. Dari sini berkembang lagi menjadi percaya adanya keawetan dan jawaban bagi amal perbuatan yang baik
Advertisement

Iklan Sidebar